Cetak Undangan dan Bahannya

Pernah liat film-film tentang kerajaan? Biasanya ada adegan jika sang raja mengadakan sebuah acara, ada seorang pria atau utusan yang berjalan ke pasar dan tempat-tempat ramai lalu mengumumkannya dengan suara lantang. Sudah lumrah ketika itu orang yang mendengarnya bisa menjadi tamu undangan atau bisa mengikuti bagian dari perayaan.
Dahulu, sebelum ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg untuk membuat undangan masih dengan cara tradisional, ditulis secara manual di kulit lembu. Namun seiring dengan majunya teknologi, sekarang untuk mencetak undangan tidak harus cape menulis manual di kulit binatang. Tinggal datang ke percetakan, minta dibuatkan desain, bicarakan harga dan tinggal tunggu dirumah sampai proses cetak selesai.

Undangan sendiri ada yang berbentuk Formal, Semi Formal, dan atau informal.

Undangan Formal :

Undangan yang mengatasnamakan sebuah Instansi / organisasi atau kedinasan. Bisasanya dipergunakan untuk kepentingan – kepentingan kedinasan ataupun bersifat struktural.
Undangan Semi Formal :

Undangan yang mengatasnamakan perorangan untuk kepentingan perorangan, meskipun kadang – kadang acara yang di laksanakan adalah acara resmi personal. Misalnya undangan acara resmi adat yang di berikan oleh seseorang kepada pemangku adat untuk melakukan acara yang bersifat sakral dan menjadi budaya di dalam masyarakat setempat.

Undangan Informal :

Undangan yang mengatasnamakan perorangan untuk kepentingan perorangan atau golongan. Misalnya sebagai contoh Undangan untuk acara ulang tahun anak – anak.

~Source : wikipedia

Di Indonesia, undangan dibuat beraneka ragam berdasarkan acaranya. Seperti acara maulid Nabi, aqiqah anak, dll. Aneka macam undangan  bisa dibuat sederhana dengan printer dirumah, atau dibuat eksklusif di percetakan.

Material yang digunakan untuk undangan tidak jadi keharusan menggunakan satu bahan saja, misal ArtPaper. Material bahan untuk undangan lebih cenderung menyesuaikan budget saja. Biasanya sebagian besar undangan pernikahan dicetak mengunakan bahan artpaper, karena bahan tersebut mempunyai dasar putih yang sedikit mengkilat sehingga memudahkan untuk ditambahkan unsur yang lain, seperti Laminasi Doff, Laminasi Glossy, Spot UV, Vernish, dll.

Bahan lain yang biasa digunakan untuk undangan pernikahan adalah kertas jasmine. Keuntungannya, bahan jasmine mempunyai tekstur agak kasar, ngedoff, dan agak “bling bling” seperti ada bercak-bercak mengkilat. Jadi, dengan menggunakan bahan jasmine, cukup tekstur bawaan kertas saja sudah memberikan kesan eksklusif. Apalagi ditambah dengan ornamen-ornamen lainnya seperti Foil dan Emboss.

Ornamen pada undangan berfungsi untuk menambah kesan elegan dan eksklusif. Memberikan perbedaan undangan yang formal dan infomal. Perpaduan foil warna perak dengan background hitam akan memberikan kesan elegan, dibandingkan dengan background hitam bertuliskan warna putih saja. Tentunya hal ini tidak terlepas dari “permainan” desainer undangan, dan percetakan yang menuangkan ide desainer kedalam hasil cetak.

Membuat desain undangan sekarang lebih mudah dengan bantuan software pengolah vector dan bitmap. Seperti Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Corel Draw, Freehand, dan lainnya. Ide yang didapat pun bisa dicari dengan melihat-lihat hasil desain undangan sebelumnya, cukup gooling dengan kata pencari “Desain Undangan” saja sudah muncul ribuan model desain undangan.

Cara paling mudah mencetak undangan, jika bingung dengan desain, bahan, sampai finishingnya. Ya Anda tinggal datang ke percetakan, konsultasikan mengenai undangan yang diinginkan, budget yang sudah disiapkan, termasuk model desainnya seperti apa.

CetakBandung.com siap membantu Anda, ditunggu ordernya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *