Sebelum munculnya percetakan voucher di Dunia, tentunya sejarah tentang percetakan jelas lebih dulu lahir daripada percetakan voucher itu sendiri. Mesin cetak dibuat pertama kali pada tahun 1440 oleh seorang pandai logam bernama Johannes Gutenberg. Pada saat itu informasi tertulis dalam kertas dibuat secara manual oleh juru tulis sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 buah buku saja memerlukan masa yang tidak sebentar ditambah kesalahan dalam penulisan menjadi masalah yang serius. Kebutuhan proses yang lebih cepat dan hasil yang lebih baik dalam menuliskan informasi itulah yang menjadi inspirasi pembuatan mesin cetak.
Awal Mula Voucher
Tau dong dengan slogan ‘Segarkan Harimu‘ atau ‘Segarkan Semangatmu‘, bukan ngiklan sih tapi itu slogan produk minuman berkarbonasi terkenal di dunia yaitu Coca Cola. Hubungan manis antara Coca Cola dengan awal mula Voucher berawal dari pemikiran seorang pebisnis asal Atlanta, Asa Candler yang menerbitkan sebuah ide pemasaran dengan kupon. Sekitar tahun 1887 Coca Cola merilis secarik kupon untuk ditukar dengan segelas Coke gratis.
Siapa sangka ide Asa Candler merubah Coca Cola menjadi rajanya minuman ringan hingga saat ini, meskipun kiri kanan sudah banyak perusahaan serupa, tapi sepertinya si logo merah – putih ini masih menjadi idola. Awalnya kupon dibuat untuk Cola gratis, lalu berubah menjadi kupon sebagai harga diskon untuk setiap pembelian minuman ringan tersebut.
Semakin lama semakin berkembang, kupon kecil berkembang menjadi voucher discount untuk strategi marketing yang ampuh dan terbukti menjadikan hasil penjualan melonjak naik. Sekitar tahun 1909 disebutkan juga sebagai sejarah kupon kedua, dimana seorang investor Amerika bernama Charles William Post (C. W. Post) membuat gebrakan marketing untuk produk sereal dengan kupon 1 sen untuk mencoba produknya.
Penggunaan Voucher
Penggunaan Voucher tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan voucher, atau dari sisi konsumen yang menggunakan voucher. Karena maksud orang menggunakan voucher ada yang menggunakannya untuk alat promosi ada pula yang menggunakan voucher untuk mendapatkan potongan harga.
Perusahaan/toko/tempat usaha mengeluarkan voucher tentu ada maksud yang jelas. Seperti untuk promosi, memperkenalkan usaha baru, penawaran produk perusahaan, pastinya untuk menggaet konsumen yang lebih banyak dan tidak ketinggalan untuk menaikan omset penjualan. Sedangkan dari sisi konsumen pengguna voucher akan mendapatkan keuntungan tergantung kebijakan perusahaan yang mengeluarkan voucher tersebut, misalnya discount, potongan harga, bonus, hadiah, dan lainnya.
Voucher digunakan untuk konsumsi pribadi saat belanja harian, mingguan atau bulanan bisa juga diberikan sebagai hadiah. Penggunaan voucher dari sisi manapun apakah produsen atau konsumen tentu sama-sama mengharapkan mendapatkan keuntungan satu sama lainnya.
Jenis – jenis Voucher
Sebenarnya voucher fisik yang banyak beredar ada macam – macam, dari mulai voucher belanja sampai kupon untuk beramal pun bisa ditemui. Kalau jenis-jenis cetak voucher yang masuk produksi ke cetakbandung.com setidaknya ada 6 jenis.
1. Voucher Belanja Sembako
Voucher belanja sembako gunanya untuk membantu meringkan belanja kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, terigu, dan lain-lain. Voucher model gini khusus untuk digunakan belanja kebutuhan pokok, jadi tidak bisa dicampur dengan pembelian barang lain diluar sembako.
2. Voucher Diskon
Nah, kalo voucher diskon lebih terfokus pada potongan harganya daripada barang yang dibeli. Voucher diskon lebih terkesan global/umum karena bisa digunakan untuk pembelian barang baik itu berupa sembako, elektronik, atau pakaian. Tapi biasanya pihak perusahaan suka memberikan syarat dan ketentuan khusus untuk penggunaan voucher. Misal nominal belanja yang dikeluarkan agar bisa disertakan dengan voucher.
3. Voucher Makan
Usaha-usaha kuliner yang semakin hari semakin unik, menjadikan voucher sebagai salah satu alat promosi untuk mengenalkan usaha kulinernya kepada khalayak ramai. Voucher makan bisa menjadi serbuan para pecinta kuliner. Meskipun vouchernya tidak bisa diuangkan, tapi bisa dijadikan makanan.
4. Voucher BBM
Voucher BBM, beda-beda perusahaan yang mengeluarkannya. Ada perusahaan bahan bakan minyak, instansi BUMN, atau ada juga dari perusahaan otomotif. Kalau dari instansi biasanya dijadikan reward kepada karyawannya, jadi voucher bbm tersebut tidak untuk umum. Sedangkan dari perusahaan bahan bakar atau dari otomotif, bisa digunakan untuk umum.
5. Voucher Belanja Fashion
Ini dia, voucher yang paling banyak beredar di hari-hari istimewa. Seperti menjelang hari Raya Idul Fitri, Hari Natal dan Tahun Baru, tidak ketinggalan juga hari spesial Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) meskipun online tapi voucher belanja dalam bentuk fisiknya pun suka diberikan kepada konsumen. Voucher Belanja Fashion khusus untuk membeli baju, celana, kaos,dan sejenisnya saja tidak bisa di gabung dengan pembelian barang lain.
6. Voucher Hiburan
Sering pergi berlibur ketempat – tempat wisata ? Seperti pemandian air panas, pantai pangandaran, waterboom dan lainnya. Nah voucher hiburan digunakan untuk pembayaran ditempat-tempat seperti itu. Dan sudah pasti karena bukan voucher untuk belanja, voucher hiburan tidak bisa digunakan untuk belanja keperluan sehari-hari, untuk fashion, atau untuk bahan bakar, tapi hanya bisa digunakan untuk masuk ke tempat yang disediakan di voucher tersebut saja.
Ukuran Voucher
Tidak seperti ukuran kartu nama, atau ukuran brosur jelas ada ukuran standar yang biasa digunakan di percetakan. Kalau bicara ukuran voucher sebenarnya tidak ada patokan khusus berapa panjang x lebarnya. Ukuran voucher boleh dibilang suka-suka pembuatnya saja. Namun untuk menentukan ukuran voucher yang akan dicetak sebaiknya ada 3 hal yang jadi perhatian.
1. Isi voucher
Isi voucher jadi pertimbangan penting untuk menentukan ukuran voucher, jangan sampai isi/konten voucher menjadi tidak terbaca karena ukuran voucher terlalu kecil.
2. Desain voucher
Ukuran voucher tergantung dari desainnya juga, misal dengan bentuk khusus (tidak kotak atau persegi panjang), agar bentuk khusus yang diinginkannya terlihat, mau tidak mau ukuran voucher pun tidak bisa kecil.
3. Finishing
Nah ini dia, bagian akhir tapi berpengaruh diawal, jadi perlu diperhitungkan juga saat membuat ukuran voucher. Finishing akhir misalnya menggunakan porporasi (garis bolong-bolong sebagai patokan sobekan kertas) kalaulah porporasi yang dibuat tidak hanya satu atau dua garis saja tapi banyak tempat untuk membagi-bagi sobekan voucher, maka ukuran voucher disesuaikan dengan finishing porporasi yang diinginkan.
Bahan Voucher
Lazimnya alat-alat promosi yang dibagikan secara gratis, bahan untuk voucher tidak perlu menggunakan kertas yang mewah, gunakan saja kertas standar untuk brosur atau kartu nama seperti kertas HVS, Artpaper, BC, atau kertas bertekstur untuk kesan mewah seperti Linen, Akasia, dan sejenisnya. Jangan lupakan juga hal-hal yang berpengaruh pada ongkos produksi cetak, salah satu diantaranya adalah pemilihan bahan.
Percetakan Voucher
Mencari tempat percetakan voucher bisa jadi lebih mudah jika sudah terbiasa ke tempat-tempat cetak. Tapi akan menjadi hal yang sulit jika belum pernah jalan-jalan ke tempat produksi atau percetakan. Di tempat percetakan kita bisa bertanya-tanya perihal barang yang akan dicetak ditempat tersebut. Misalnya harga cetak, pengerjaaan produksi, pengiriman dan sebagainya. Sebaiknya jika mau jalan-jalan ke tempat percetakan disiapkan dulu apa yang akan dicetak, seperti file desain dan juga kuantiti cetaknya berapa banyak.
Beberapa tempat cetak, mungkin karena antrian dan produksi yang padat, jadinya tidak begitu fokus untuk mengolah desain, atau memperbaiki desain yang sudah ada sehingga mendatangi tempat percetakan voucher seperti itu malah terkesan acuh tak acuh. Tapi tidak usah bingung, masih ada koq tempat-tempat produksi yang melayani proses cetak dari mulai desain sampai pengiriman barang.
Mesin Percetakan Voucher
Mesin yang digunakan untuk proses percetakan voucher ada 2 macam, untuk kuantiti banyak dan untuk kuantiti sedikit. Perhitungan kuantiti banyak atau sedikit ini tidak melulu berdasarkan jumlah pcs atau lembar fix (misal 1000, 2000, 3000, dst), tapi hitungannya berdasarkan kapasitas minimal dari mesin yang akan digunakan. Sebagai contoh, kapasitas mesin minimalnya adalah 500 lembar ukuran Folio, jika ingin mencetak ukuran 1/4 Folio maka minimal hasil cetaknya adalah 4 x 500 kurang lebih 2000 pcs, bukan 500 pcs.
Mesin untuk kuantiti sedikit biasanya menggunakan print digital sedangkan untuk kuantiti banyak menggunakan mesin cetak offset. Kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan, tapi mempunyai hasil cetak yang sama. Penggunaan diantara kedua mesin tersebut bukan berarti hasil cetak digital lebih bagus dari cetak offset atau sebaliknya, tapi lebih cenderung untuk memangkas biaya produksi.
baca juga : Cetak Tiket Full Color Bandung
Order dan Proses Percetakan Voucher di Cetakbandung.com
Ditempat kami untuk proses percetakan voucher bisa didiskusikan terlebih dahulu, tidak harus ada minimal order. Karena kadang konsumen bingung jika ditanya ukuran voucher, kuantiti, atau desainnya seperti apa. Tapi dengan datang ke cetakbandung.com yang beralamat di jl. babakan H. tamim No. 27 Cicadas – Bandung, kami akan berusaha memberikan solusi seputar cetak voucher yang diinginkan sesuai kemampuan kami. Jasa desain dan kurir pengiriman pun kita siapkan jika memang diperlukan.
Info dan Order Percetakan Voucher ? Silahkan kontak kami bisa datang langsung atau via online.
[box type=”info”] Tlp/Sms : 0812 1416 5774 || 089669099299 WA : 0815 7260 6669 Line : rjsetting[/box]